Sunday, January 15, 2012

Januari, Bulan Penuh Kebohongan

Januari, Bulan Penuh Kebohongan - Tahukah Anda, dalam satu tahun, bulan Januari merupakan bulan dimana orang cenderung paling sering berbohong. Umumnya setiap bulan, seseorang mengucap kebohongan rata-rata empat hari, namun pada Januari meningkat menjadi tujuh hari.



Bersamaan dengan rilis DVD berjudul 'Lie to Me', sebuah survei warga di Inggris menyatakan, empat dari 10 orang Inggris cenderung berbohong agar dapat menghindari keluar malam bersama teman dan kolega di musim dingin. Responden mengaku paling banyak berbohong pada pasangan dan teman-temannya.

Uang adalah salah satu alasan utama seseorang berbohong. Para responden di Inggris menyatakan kebohongan terbesar di bulan Januari adalah berapa besar dana yang dihabiskan selama musim liburan Natal dan Tahun Baru. Mereka juga berbohong soal berapa banyak hutang kartu kredit yang mereka miliki.

Survei juga menemukan, orang kerap membesar-besarkan perayaan Natal dan Tahun Baru agar membuat hidup mereka terdengar lebih menarik yang sebenarnya.

Seperlima responden berbohong tentang merayakan Tahun Baru dengan pesta meriah, padahal sebenarnya mereka menghabiskan pergantian tahun dengan menonton televisi di rumah. Sementara itu, hampir setengah dari responden mengaku telah melanggar resolusi tahun baru namun berbohong masih menjalankannya.

Alasan kebohongan ini paling banyak adalah tidak ingin orang lain memandang rendah diri mereka atau ingin melindungi perasaan seseorang. Meski begitu, setengah dari responden mengaku mereka yang berbohong secara teratur kerap kali tertangkap karena mengaku sulit berbohong 'dengan baik'.

Pakar perilaku dan bahasa tubuh Robert Phipps mengungkap, "Kebanyakan orang berpikir mereka cukup baik mendeteksi kebohongan. Namun kenyataannya mereka cenderung menilai sesuatu yang salah sebagai petunjuk," katanya seperti dikutip Female First.

"Bahasa tubuh adalah hal yang bisa Anda perhatikan untuk membaca pikiran seseorang. Namun tak ada perilaku tunggal untuk mendeteksi semua kebohongan," katanya.

Dengan menggabungkan apa yang Anda dengar dan bahasa tubuh (paralanguage), katanya, seseorang dapat mengetahui apakah lawan bicara berbohong atau mengatakan sebenarnya.

sumber: VIVAnews


No comments:

Post a Comment